Cermin Kehidupan Sandaran Ban Dalam di Wisma Garuda


Garuda - Segala sesuatu yang melekat dan menjadi kebiasaan sehari-hari identik dengan pembawaan karakter cermin Jati diri seseorang.

Begitu yang tampak pada kehidupan sehari-hari seorang pejabat Daerah Serma (purn) Supriyanto SH. Kebiasaannya yang merakyat dan terbiasa berbaur dengan Masyarakat menengah keatas dan kebawah ini, cukup tercermin dalam suasana penyambutannya saat menerima tamu dari semua kalangan di kediamannya.


Saat team Netizen News, berkunjung guna menjalin Silaturahmi di kediamannya "Wisma Garuda" Kampung Jawa Desa Gebang, Kec. Tenggarang Bondowoso, tampak penyambutan yang Familier dan sikap Pluralis yang ditunjukkan sosok Anggota Partai Gerindra ini.

Wibawa yang terkesan humanis selalu tampak mengiringi perbincangan yang dilontarkannya dalam berkomunikasi pada setiap lawan bicaranya.


Namun siapa sangka, dalam asiknya perbincangan ada hal lain yang cukup mengejutkan. Tampak ada sebuah sandaran Karet Ban Bekas yang digunakan sebagai sandaran sosok Bapak dari tiga orang anak ini.

Ban bekas mobil tersebut tampak sudah usang dan banyak bekas tambalan disisi-sisinya.

Saat dikonfirmasi tentang Ban dalam yang sering digunakannya untuk bersandar tersebut, Supriyanto SH mengatakan, "Ban dalam ini sudah udzur mas, saya senang menggunakannya sejak dulu. Selain lentur juga terasa nyaman bagi saya ketimbang sandaran lain yang lebih mewah dan mahal mas," ungkapnya.


Menurut Suprianto, yang sudah menggunakan Ban dalam yang terbuat dari karet tersebut sejak dirinya masih duduk sebagai anggota TNI. "Bahan yang lentur ini dapat kita jadikan tauladan prinsip kita bersama dimana, jika kita menjadi sandaran hendaknyalah menjadi sandaran yang nyaman dan lentur. Sehingga seseorang yang bersandar tersebut dapat selalu menemukan penyelesaian dalam setiap permasalahannya," ungkap Supriyanto.

"Namun jangan salah arti, kelenturan tersebut dapat memantulkan ketegasan hingga membuat sipengguna yang lalai terpental bahkan hingga jatuh tersungkur mas," tambahnya.

Hal ini tentu dapat kita nalar bersama, sebagai seorang pemimpin hendaknyalah harus dapat menciptakan rasa tentram pada warganya, dapat menyelesaikan permasalahan dengan menyejukkan hati bagi setiap yang bersandar, dan yang terpenting dapat pula menciptakan ketegasan dari setiap problem yang perlu diberikan tindakan tegas. (Robet Situmorang)

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Nyai Saritem Hingga Hadiah PSK Untuk Belanda

Mengenal Suri Indonesia di Kota Kembang Bandung

HMI Komisariat FKIP Unsyiah Adakan Diksi Untuk Generasi Milenial